Memaklumi Seseorang. Memaklumi-orang-lain
Memaklumi sesama adalah perbuatan mulia apalagi jikalau dilakukan terhadap mereka yang telah berbuat tidak baik kepada kita. Meski berat dan sulit, tetapi sikap memaklumi adalah sikap positif yang paling baik untuk menghadapi setiap keburukan atau ketidak-baikan. Kita dianjurkan untuk selalu memaklumi bahkan mengampuni orang yang telah berbuat jahat pada kita. Sebab kalau kita berontak dan membalas kejahatan dengan kejahatan pula, sehingga tak akan ada habisnya. Tetapi sesungguhnya di atas semua itu ada alasan yang lebih penting dan utama, yaitu ketika kita mampu memancarkan Hati Nurani kita melalui sikap pemakluman dan pemaafan yang luar biasa.
Memaklumi orang yang telah berbuat tidak baik bukan berarti semakin menjerumuskannya lantaran membiarkannya makin tinggi hati sehingga sama sekali tidak menyadari perbuatan jahatnya. Bukan sedang memanjakan mereka yang telah berbuat jahat, tetapi sikap memaklumi dan memaafkan justru akan menjadi perisai terbaik untuk menggugah Hati Nuraninya sekaligus menuntunnya kembali ke jalan yang benar. Mungkin dengan sikap memaklumi yang ditunjukkan akan membuat orang yang sedang tertutup mata hatinya tu tertawa sinis dan angkuh didalam ‘kemenangan’nya. Tetapi sesungguhnya pada waktu itu ia justru adalah si pecundang yang paling malang dan patut dikasihani lantaran sama sekali tak menyadari perbuatan jahatnya apalagi mengenali kemuliaan Hati Nuraninya. Perilaku Nurani yaitu kasih pemakluman sekaligus pemaafan barulah mampu menggugah Nurani setiap insan.
Boleh jadi seseorang yang sudah berbuat tidak baik kepada orang lain akan semakin tinggi hati dan terjerumus ke dalam neraka lantaran orang yang dihadapinya adalah si bajik yang selalu mengalah sehingga terkesan ia sama sekali tidak diingatkan akan perilaku buruknya. Tetapi tidak setiap kali ia akan bertemu dengan orang-orang bajik seperti itu. Mungkin pada akhirnya ia akan bertemu orang yang tidak tahan dengan perilaku jahatnya lalu berontak dan melawannya. Pada saat itu boleh jadi kesadarannya akan terkuak dan ia akan mulai mengingat kembali seseorang yang selama ini selalu mengalah, memaklumi dan tak pernah melawannya. Kesadaran itu akan menuntunnya untuk membuka mata hatinya sehingga ia mulai terbuka untuk sebuah kebenaran.
Tuhan Maha Adil dan Maha Mengetahui. Meski di mata duniawi seorang yang selalu mengalah dan memaklumi kelihatannya begitu malang dan menderita lantaran terus diinjak dan disakiti oleh mereka yang sedang tertutup mata hatinya. Tetapi Tuhan akan mengatur yang terbaik sehingga kebenaran akan menemukan jalannya. Selalu ada jalan untuk sebuah kebenaran meski pada awalnya harus sedikit merugi diri dengan mengalah dan terus memaklumi mereka yang telah berbuat tidak baik. Justru di dalam setiap perilaku Hati Nurani yang penuh kasih memaklumi itulah tersimpan hukum kebenaran yang mampu menggugah Nurani siapapun.