Minyak goreng tentunya sudah tidak asing bagi kita. Apalagi bagi para ibu dan mereka yang gemar memasak, rasanya tidak pas menggoreng tanpa menggunakan minyak goreng. Selain disukai, banyak juga yang takut pada minyak goreng karena beranggapan bahwa minyak goreng itu tidak sehat, tinggi kalori serta dapat membuat gemuk. Benarkah? Ah, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, kok.
Sebuah studi observasi menunjukkan bahwa salah satu penyebab kegemukan atau obesitas bukan hanya karena minyak goreng tapi karena mengonsumsi lemak yang berlebihan. Perlu Anda ketahui, minyak atau lemak mengandung nilai kalori yang tinggi, di mana satu gram minyak mengandung 9 kkal energi, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menyumbang 4 kkal per satu gramnya. Karena itu, mengonsumsinya secara berlebihan memang akan membuat gemuk.
Minyak goreng memang mengandung lemak. Dan lemak memiliki nilai kalori yang tinggi, namun tubuh tetap membutuhkan lemak untuk membantu sistem kerja tubuh menjadi lebih baik. Misalnya untuk pembentukan hormon dan untuk melindungi fungsi organ tubuh dari benturan. Akan tetapi, pemilihan minyak goreng pun tak boleh asal-asalan, Anda harus cermat memilih minyak goreng yang tepat dan sebisa mungkin menyehatkan.
Lalu, bagaimana cara memilih minyak goreng yang tepat?
Minyak goreng mengandung dua jenis asam lemak, yaitu asam lemak jenuh dan juga asam lemak tak jenuh. Pada asam lemak jenuh (saturated fat) dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah dan juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Asam lemak jenuh banyak terdapat di minyak sawit yang bahkan mengandung hampir 50%, butter, shortening, dan gajih.
Sedangkan asam lemak tak jenuh (unsaturated fat), baik tunggal (MUFA) maupun ganda (PUFA), memberikan manfaat bagi kesehatan, karena mengandung omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Sumber asam lemak tak jenuh banyak terdapat di minyak nabati seperti minyak jagung, minyak kanola, dan minyak zaitun.
Dari perbedaan keduanya, jelas, minyak tak jenuh lebih sehat. Lalu, bagaimana membedakan keduanya? Untuk membedakan minyak yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh, tidaklah sulit. Cobalah masukkan minyak ke dalam kulkas. Minyak dengan asam lemak tak jenuh yang tinggi, akan berbentuk cair bahkan setelah dimasukkan ke kulkas. Sebaliknya, minyak dengan asam lemak jenuh yang tinggi akan mudah membeku saat didinginkan di dalam kulkas.

Nah, minyak goreng yang sehat haruslah minyak yang rendah akan asam lemak jenuh dan memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi. Kriteria minyak goreng sehat terdapat pada minyak kanola dan juga minyak jagung.
Kenapa kedua minyak goreng menyehatkan? Selain tinggi akan kandungan asam lemak tak jenuhnya, minyak kanola yang diperoleh dari biji bungan kanola ini juga kaya akan kandungan omega-3nya yang bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan minyak goreng lainnya. Bahkan, British Journal of Nutrition menunjukkan bahwa kandungan omega-3 tersebut bersifat kardioprotektif atau dapat melindungi jantung. Hal ini ditunjukkan dari penurunan risiko penyakit jantung dan kematian akibat serangan jantung.